Selasa, 24 November 2009

Televisi Pendidikan


Televisi Pendidikan adalah medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas. Teknologi terbaru termasuk komputer dan Internet sudah menjadi pilihan utama untuk teknologi pendidikan, dan ada beberapa orang yang kira televisi adalah teknologi lama. Tetapi, potensi Televisi Pendidikan untuk membawa pendidikan ke semua masyarakat di mana mereka duduk, belum begitu tercapai.
Pendidikan untuk Rakyat
Pendidikan Rakyat!

Berita Televisi Baru

Keadaan di Indonesia

Komputer, Internet dan Teknologi Pembelajaran

Di website ini kami menyediakan venue untuk pendidik-pendidik di lapangan supaya mereka dapat membahas hal-hal terkait dengan televisi pendidikan, memasang sumber-sumber bahan pendidikan pribadi atau link-link ke situs mereka, dan video-clip yang pendek mengenai praktek pengajaran untuk membantu guru-guru lain di lapangan.

Kami berharap partisipasi dari pendidik-pendidik dari semua negara untuk memajang idea-idea dan hasil praktek-praktek baru di sini. Salah satu kesempatan untuk membuka diskusi adalah forum kami:

(Bahasa Indonesia/Malaysia/Inggris oke!)

CATATAN:
Kami menggunakan fasilitas YouTube.Com di website kami.

Kalau anda tidak dapat melihat video di bawah JavaScript di komputer anda sedang dimatikan atau versi Macromedia Flash Player anda sudah terlalu lama. Ambil flash player terbaru disini.
Readmore »

Bagaimana dengan mutu pendidikan di negara-negara yang sudah memiliki fasilitas teknologi pendidikan canggih?

"Much of the recent media attention on higher education has focused on allegations about the declining quality of the educational experience, including claims of ‘soft-marking’, declining academic standards and the ‘dumbing down’ of courses" (Department of Education, Australia).

"Australia needs nothing less than a revolution in education - a substantial and sustained increase in the quantity of our investment, and the quality of our education," Mr Rudd says in the paper. "This is required at every level of education from early childhood to mature age." (The Australian, January 23, 2007).

"The Declining Quality of Mathematics Education in the US" (Jedidiah Jan 26 08 2007) "Mathematics education seems to be very subject to passing trends - surprisingly more so than many other subjects. The most notorious are, of course, the rise of New Math in the 60s and 70s, and the corresponding backlash against it in the late 70s and 80s. It turns out that mathematics education, at least in the US, is now subject to a new trend, and it doesn't appear to be a good one."

"A study released Thursday (December 16, 2005) by the U.S. Department of Education shows that only 25% of college graduates were “proficiently literate,” that is, “using printed and written information to function in society, to achieve one’s goals, and to develop one’s knowledge and potential.” The results show a dramatic decline from 1992, the last year surveyed prior to this study. “This seems like another piece of hard evidence, a fairly clear indication, that the ‘value added’ that higher education gave to students didn’t improve, and maybe declined, over this period,” said Charles Miller, the former University of Texas regent who is heading the U.S. education secretary’s Commission on the Future of Higher Education." (Fighting Stupidity)

Kalau mutu pendidikan di negara maju dapat menurun walapun teknologi yang digunakan di bidang pendidikan sudah canggih sekali, mengapa Indonesia dapat percaya bahwa solusi pendidikan adalah teknologi pendidikan canggih? Tidak masuk akal kan?

Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah Ilmu Teknologi Pendidikan dan cara menggunakan teknologi di bidang pendidikan sudah dipaham oleh manajemen pendidikan kita maupun guru.

Beberapa Isu Penting:

* How did the brilliant minds who created the technologies learn?
* Who are the real driving forces behind education technology?
* Education Technology is Big Business! How significant should the roles of Marketers and Technologists be in Learning Institution decision making?
* What would be the future of Education Technology Departments in universities if we decided tomorrow that the contribution from education technology was not significant?
* Where can we find unbiased information?
* Are students really learning more effectively? Evidence?
* Every time we teach we need to ask do we need education technology?
Readmore »

chat

Readmore »

chat

Readmore »

Senin, 23 November 2009

Organisasi Sekolah, Organisasi atau Senioritas?

Organisasi sekolah, pro dan kontra akan organisasi ini masih menjadi pembicaraan hangat. Banyak sekali macam-macam organisasi sekolah, bukan hanya OSIS. Mulai dari majalah sekolah hingga organisasi-organisasi keras yang dibentuk secara gelap. Banyak macamnya, banyak pula anggotanya. Para siswa yang tertarik untuk menjadi anggota kebanyakan mencari popularitas dan sekedar ingin dilihat”sibuk”. Tetapi semua ini kembali pada pribadi masing-masing. Lebih populer dan dikenal menjadi sebuah cap yang akan tertempel pada seseorang jika mengikuti organisasi sekolah, kehadirannya dalam beberapa acara sekolah pasti akan dilihat oleh orang lain. Perbedaan yang mencolok akan terlihat antara siswa biasa dan panitia.
Map,Cartography,USA,Europe,Asia,Africa,Middle East,www,Internet,Stock Exchange,Technology,Banking,Global Business,Backgrounds,New Business,Business,Women,Teamwork,Team,Business Person,Businesswoman,Organization,Success,Progress,Innovation,Silhouette,Standing,Clip Art,Female,Men,Travel Agency,Reflection,Manager,Global Communications,Customer,Arrow Sign,Earth,Businessman,Suit,Office,Communication,Male,Leadership,Interactive Television,Cooperation,People,Group Of People

Dilihat dari kata-kata organisasi, berarti adalah sebuah bentuk perkumpulan yang mengharuskan seseorang untuk saling bekerjasama dengan anggota lainnya demi mencapai kesuksesan dalam pekerjaan yang dilakukan. Namun, sedikit demi sedikit, “Team Work” sudah tak terlihat lagi. Anggota-anggota yang lebih populer di sekolah jauh lebih mendominasi. Bekerja tak sesuai dengan porsi yang telah diberikan, bekerja melenceng jauh dari yang ditugaskan. Bertugas semaunya saja. Apakah kedisiplinan telah mati? Apakah popularitas dijadikan sebagai alasan seseorang dapat dianggap penting dalam organisasi? Tak beralasan….

Hal lain yang mencolok dari sebuah organisasi sekolah adalah senioritas. Senioritas dari para pendahulu dengan yang baru. Senioritas yang mengharuskan yang baru melakukan hal-hal yang diinginkan oleh orang pendahulu. Berkorban uang, tenaga, dan pikiran menjadi sebuah tanda dalam senioritas. Masih banyak bentuk senioritas yang tak dapat disebutkan. Apalah gunanya senioritas dalam sebuah organisasi sekolah? Organisasi tersebut tak akan pernah maju dengan adanya senioritas, senioritas bukan tanda keberhasilan. Kesuksesan hanya akan menjadi angan-angan jika suatu pekerjaan dilakukan dengan dibarengi senioritas. Kerjasama antara atasan dan bawahan tak akan menurunkan derajat seseorang.

Bekerjasamalah, saling menghormati, dan bekerja sesuai dengan porsi yang telah diberikan adalah kunci kesuksesan sebuah organisasi, termasuk organisasi sekolah. Senioritas tak akan pernah ada artinya, tak akan pernah ada gunanya. Senoritas hanya akan membuat pekerjaan tak berjalan dengan lancar, karena yang baru tidak dapat konsentrasi bekerja akibat gangguan-gangguan daripada pendahulunya.
Readmore »

Minggu, 22 November 2009

PENDIDIKAN DEMOKRASI LEWAT PEMILIHAN KETUA OSIS

Sejak rezim Soeharto ditumbangkan dari singgasana kekuasaan, teriakan reformasi pun lantang diperdengarkan oleh segenap elemen masyarakat. Konsekuensi dari kata reformasi tersebut adalah harus menerapkan demokrasi dalam berbagai hal. Untuk bisa mewujudkan kata demokrasi ini, maka kata demokrasi harus diajarkan dan dipraktikkan dalam kata dan tindakan nyata. Lembaga pendidikan dipandang masyarakat sebagai tempat yang paling manjur untuk mendidik masyarakat agar bisa berperilaku demokrtis. Siswa SLTP sebagai bagian dari masyarakat, juga tidak ketinggalan dari proses tersebut.Katanya, belajar demokrasi diusahakan sedini mungkin. Alasannya, lembaga pendidikan merupakan jembatan emas yang hampir dilalui dilalui semua elemen masyarakat. Petanyaan yang muncul kemudian adalah media seperti apa yang disiapkan SLTP untuk pendidikan demokrasi tersebut? Seperti apa proses demokarsi tersebut di sekolah SLTP Kristoforus 2? Berikut petikan kegiatan pemilihan ketua OSIS sekolah tersebut yang di pandang sangat demokratis.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), itulah satu-satunya lembaga formal yang ada di setiap sekolah sebagai tempat resmi bagi siswa dalam menyalurkan aspirasinya. Lembaga ini hampir dimiliki oleh semua sekolah tingkat menengah, termasuk menengah pertama (SLTP).Organisasi yang sama juga dimiliki oleh Sekolah Menegah Umum (SMU). Di perguruan tinggi organisasi ini berubah nama menjadi Badan Ekesekutif Mahasiswa (BEM). Hingga hari ini OSIS masih menjadi organisasi formal tempat menyalurkan pendapat yang bervariasi dari kepentingan anggotangya.
Readmore »